D i g i t a l
F l o w e r

Digital Flower

newer post older post

h i a t u s -- but don't forget to write on the chat box


" arch - studet "

We can chatting here






Pangeran Dari Utara (Part: 1)
22 Mei 2013 | 03.41 | 0Comment


Author: Agi
Main Cast: Nikki, Ori, Naoya
Enjoy!

Prologue

Sinar matahari yang cukup terik siang itu terhalang oleh dedaunan pohon-pohon yang berdiri kokoh di sekolah Nikki. Rambut bergelombangnya sedikit berubah menjadi kemerahan saat terkena kilau-kilau cahaya. Sambil memainkan headset-nya Ia asyik membuat dunianya sendiri dari musik yang dia dengar. Gadis berumur 16 tahun itu bernama lengkap Nikkita Beatry. Kulitnya kuning, rambutnya panjang hitam bergelombang. Bola matanya berwarna hazelnut dengan bulu mata yang lentik. Kaki-kaki mungilnya membawa ia ke bangku taman, tempat murid-murid biasa bersenda gurau satu sama lain. Dan itu adalah sudut yang paling Ia sukai di sekolah. Karena disana dia bisa bertemu dengan Naoya.

"Heeeiiiii", sapa seorang laki-laki berambut cepak.

"Iiiiihh, Nao kamu mengagetkan aku!!", Nikki memanyunkan bibirnya, padahal pipinya bersemu merah. Itu adalah orang yang dia tunggu-tunggu.
Naoya, cowok keturunan jepang yang hampir 2 tahun menjadi pacarnya. Dia setahun lebih tua dari Nikki. Sekarang Nikki kelas 2 SMA. Artinya Naoya akan lulus dari sekolah ini sebentar lagi.

"Kamu sudah memutuskan akan kuliah dimana?", lanjut Nikki.

"Hhhhmmmm ya, aku sudah mendiskusikannya dengan orang tuaku kemarin. Katanya aku lebih baik mengambil jurusan teknik di Universitas K", jawab Naoya.

"Apa? Universitas K? Tapi....tapi itu kan jauh sekali dari sini, Naoooo", Nikki kembali memanyunkan bibirnya, "Padahal lebih baik kalau kamu kuliah disini saja".

"Tapi di sana jurusan tekniknya yang paling bagus menurutku, Nikki. Kita hanya LDR empat tahun kok, masa ngga bisa? Ayolaaaaahhhh", bujuk Naoya.

"Baiklah. Asalkan kamu janji ngga macam-macam disana!!"

"Iya iya aku janji kok. Pinky Swear!!", Naoya mengangkat jari kelingkingnya. Nikki put menyambut pinky swear Naoya kemudian mereka tertawa bersama.

Nikki bertemu Nao di sekolah ini. Saat Nikki masih kelas satu dan Naoya kelas dua. Naoya menembaknya dan tanpa pikir panjang Nikki pun langsung menerimannya. Dan mereka masih bertahan di tahun pertama ini. Meski menurut Naoya, Nikki orangnya sangat pemarah dan gampang cemburu. Sedangkan menurut Nikki, Naoya sangatlah ngga peka sama perasaan cewek. But who knows ternyata mereka langgeng-langgeng saja hingga sekarang.

***

Siang itu adalah siang yang mengerikan bagi Nikki, karena jadwal pelajarannya fisika. YA! Nikki sangat membenci FISIKA!! Baginya pelajaran fisika adalah obat tidur yang paling mujarab. Entah Nikki tidak menyukai pelajarannya atau gurunya. Yang jelas di mata Nikki fisika itu sangat mengerikan!

Sesekali Nikki mencuri pandangan ke arah jendela sebelah utara. Mengintip dedaunan yang menjorok ke jendela kelas. Karena kelas Nikki berada di lantai dua, ia dengan leluasa dapat melihat gedung-gedung perkantoran di sekitar sana dan tentu saja birunya langit. Itu adalah hal yang paling disukainya, langit biru dengan awan putih yang bergeser pelan. Menurut Nikki itu sangat membuatnya damai. Atau mungkin mengantuk?

Semua penghuni kelas 2-4 tahu bahwa kebiasaan buruk Nikki adalah, mudah tertidur di kelas. Ya, bahkan dengan santainya dia tertidur di kelas Pak Muscle. Nama aslinya Muschando, guru matematika yang sangat melegenda di sekolah itu. Murid-murid menjulukinya Muscle karena keganasannya dalam mengajar. Tak ada murid yang tak bergidik ngeri saat ia memasuki kelas. Dan untungnya Pak Muscle tidak memergoki Nikki yang sedang tertidur pulas di bangku paling depan! Bersyukurlah Nikki!

Angin sepoi-sepoi makin menggoda Nikki untuk memejamkan mata. Dan dalam hitungan detik, Nikki pun tertidur....
Tiba-tiba, dari arah bangku sebelah kiri Nikki, terdengar bisik-bisik yang sangat menggagnggu kedamaian mimpinya, "Hei, hei lihat! Si tembem tidur......"

"Hahaha, kumat lagi tuh anak"

"Tuh kan, Ri. Dia benar-benar tidur!!"

"Masa? Ayo kita hitung, kapan dia akan bangun!"

"Lima...empat...tiga...dua...satu...."

Merasa terganggu akan suara bisik-bisik itu, Nikki pun terbangun. Tiba-tiba ia melihat dua cowok iseng sedang menatapinya tidur sejak tadi, "Heeeiiii, apa-apaan kaliaaaan!!!", Nikki geram.

"Hahaha dia beneran bangun", Ori dan Fredy tertawa cekikian.

Mereka adalah Ori dan Fredy. Dua cowok iseng yang sangat senang membully Nikki sampai mukanya merah. Bukan tersipu-sipu, tapi saking geramnya! Saat Nikki terobosesi untuk diet, mereka selalu mengejeknya tembem, bulat, atau punya pipi berlebih. Konon katanya, saat Nikki memakai helm kepalanya akan tampak 30% lebih bulat dari sebelumnya! Dan katanya jika sebuah bola mendarat di pipi Nikki akan mengalami lenting sempurna, alias terpental di sana selamanya! Mereka selalu menyamakan Nikki dengan Balon. Kalau pipi Nikki ditusuk jarum, pipinya akan mengempes. Ori dan Fredy juga menyimpulkan bahwa pipinya adalah dua buah bantal  portable, makanya Nikki bisa tidur dimana saja. Ya mereka memang terlalu melebih-lebihkan pipi Nikki.

"Awas, Nik. Kalo kamu marah nanti pipimu meledak lho! Huahahahaha", canda Fredy sambil tertawa lebar.

"Iya, nanti kamu ngga  bisa tidur di kelas lagi deh. Kan bantalnya udah meledak. Hahahaha!", tambah Ori. 

Nikki yang kesal langsung mengepalkan tangannya ke arah mereka, "Kalian akan menerima balasannya! Lihat saja nanti!". Namun Nikki juga tak bisa menahan tawa saat mereka membully-nya. Ia juga ikut tertawa cekikian sampai-sampai Bu Sandra, sang guru fisika merasa kelasnya terusik oleh kehadiran mereka.

"Ori! Fredy! Nikki! Apa yang kalian tertawakan?!", gertak Bu Sandra sembari menepuk-nepuk penggaris kayu di telapak tangannya. Seisi kelas pun menjadi diam tak bergeming.

"Eng....engga ada apa-apa kok bu! Suer! Ehe...hehe", jawab Fredy gugup sementara Ori dan Nikki hanya bisa menunduk.

"Baiklah kalau begitu, Ibu lanjutkan....."

Sekali lagi Nikki menoleh ke arah Ori dan Fredy, "Ini gara-gara kalian!!!". Kemudian gadis itu kembali menopang dagu dan melihat ke arah papan tulis, sambil menahan kantuk.

(to be continued)